PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP
PEMBELIAN
DAN KONSUMEN
Disusun oleh :
Siti Alfiah
17212041
3EA24
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
2014
1.
Pengertian Kebudayaan dan Perilaku Konsumen
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut
culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere
yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan
kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata
buddayah berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur
potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga
potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan
adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Budaya dapat melengkapi diri seseorang
dengan rasa identitas dan perilaku yang dapat diterima di masyarakat, terutama
dapat diketahui dari sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh budaya. Seperti
halnya : pakaian, penampilan, komunikasi, bahasa, makanan dan kebiasaan makan, hubungan,
kepercayaan, dan lain sebagainya yang seringkali meliputi semua hal yang
konsumen lakukan tanpa sadar memilih karena nilai kultur mereka, adat istiadat
dan ritual mereka telah menyatu dalam kebiasaan mereka sehari-hari.
Pengertian perilaku konsumen menurut
Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau
ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya
dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut
Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan
fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
2.
Budaya dan Konsumsi
Budaya merupakan sesuatu yang perlu
dipelajari, karena konsumen tidak dilahirkan spontan mengenai nilai atau norma kehidupan
sosial mereka, tetapi mereka harus belajar tentang apa yang diterima dari
keluarga dan teman-temannya. Namun dengan kemajuan zaman yang sekarang ini
banyak produk diarahkan pada kepraktisan, misal anak-anak sekarang lebih suka
makanan siap saji seperti Chicken Nugget, Sossis, dan lain-lainnya karena
kemudahan dalam terutama bagi wanita yang bekerja dan tidak memiliki waktu
banyak untuk mengolah makanan.
Kebudayaan juga mengimplikasikan sebuah
cara hidup yang dipelajari dan diwariskan, misalnya anak yang dibesarkan dalam
nilai budaya di Indonesia harus hormat pada orang yang lebih tua, makan sambil
duduk, dsb. Sedangkan di Amerika lebih berorientasi pada budaya yang mengacu
pada nilai-nilai di Amerika seperti kepraktisan, individualisme, dsb.
Budaya berkembang karena kita hidup
bersama orang lain di masyarakat. Norma budaya dilandasi oleh nilai-nilai,
keyakinan dan sikap yang dipegang oleh anggota kelompok masyarakat tertentu.
Sistem nilai mempunyai dampak dalam perilaku membeli, misalnya orang yang memperhatikan
masalah kesehatan akan membeli makanan yang tidak mengandung bahan yang
merugikan kesehatannya.
Produk mempunyai fungsi, bentuk dan
arti . Ketika konsumen membeli suatu produk mereka berharap produk tersebut
menjalankan fungsi sesuai harapannya, dan konsumen terus membelinya hanya bila
harapan mereka dapat dipenuhi dengan baik. Namun, bukan hanya fungsi yang
menentukan keberhasilan produk . Produk juga harus memenuhi harapan tentang
norma, misalnya persyaratan nutrisi dalam makanan, crispy (renyah) untuk
makanan yang digoreng, makanan harus panas untuk ‘steak hot plate’ atau dingin
untuk ‘agar-agar pencuci mulut’.
Seringkali produk juga didukung dengan
bentuk tertentu untuk menekankan simbol fungsi seperti ‘ kristal biru’ pada
detergen untuk pakaian menjadi lebih putih. Produk juga memberi simbol makna
dalam masyarakat misal “ bayam” diasosiasikan dengan kekuatan dalam film Popeye
atau makanan juga dapat disimbolkan sebagai hubungan keluarga yang erat
sehingga resep turun temurun keluarga menjadi andalan dalam memasak, misal
iklan Sasa atau Ajinomoto. Produk dapat menjadi simbol dalam masyarakat untuk
menjadi ikon dalam ibadat agama.
Budaya pada gilirannya akan
mempengaruhi pengembangan dalam implikasi pemasaran seperti perencanaan produk,
promosi , distribusi dan penetapan harga. Untuk mengembangkan strategi yang
efektif pemasar perlu mengidentifikasi aspek-aspek penting kebudayaan dan
memahami bagaimana mereka mempengaruhi konsumen. Sebagaimana strategi dalam
penciptaan ragam produk, segmentasi pasar dan promosi yang dapat disesuaikan
dengan budaya masyarakat.
Beberapa perubahan pemasaran yag dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
1. Tekanan pada kualitas
Beberapa perubahan pemasaran yag dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
1. Tekanan pada kualitas
2. Peranan wanita yang berubah
3. Perubahan kehidupan keluarga
4. Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
5. Waktu senggang yang meningkat
6. Pembelian secara impulsif
7. Hasrat akan kenyamanan
3.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian dan Konsumen
Faktor budaya merupakan suatu yang
paling memiliki pengaruh paling luas pada perilaku konsumen. Pengiklan harus
mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial
pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang.
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan
dan perilaku seseorang, terutama dalam perilaku pengambilan keputusan dan
perilaku pembelian. Dalam perkembangan sejarah budaya konsumsi maka masyarakat
konsumsi lahir pertama kali di Inggris pada abad 18 saat terjadinya tekhnologi
produksi secara massal. Tekhnologi yang disebabkan oleh berkembangnya revolusi
industri memungkinkan perusahaan-perusahaan memproduksi barang terstandarisasi
dalam jumlah besar dengan harga yang relatif murah.
Dengan adanya kebudayaan, perilaku
konsumen mengalami perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari
masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen
terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara
tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya
terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
4.
Kesimpulan
Kebudayaan yang semakin berkembang
mengakibatkan pembelian dan konsumsi yang berubah pula. Kebudayaan secara tidak
langsung telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan manusia. Para pemasar
dapat melihat perkembangan kebudayaan dengan cara melalui penjualan produk yang
dijual pada konsumen serta pengaruhnya terhadap pembelian dan konsumsi mereka.
Seraya melihat perubahan-perubahan nilai kebudayaan yang terjadi pada masyarakat.
Strategi pemasaran juga memiliki makna
yang dipercaya bersama, seperti reaksi masyarakat terhadap iklan. Masyarakat
Amerika terbiasa mengungkap iklan dengan secara langsung dan terbuka, bahkan
dianggap terlalu ‘fulgar’ atau emosional oleh sebagian masyarakat di negara
lain. Atau promosi diskon dan penjualan murah, di sebagian masyarakat bisa
dianggap positif tetapi bagian masyarakat lain bisa berbeda dan justru sering
mendapat reaksi negatif karena adanya anggapan bahwa barang yang didiskon pasti
tidak berkualitas dan barang sisa, cuci gudang atau barang yang tidak laku.
Sehingga pemasar harus hati-hati menangkap makna budaya dari produk dan merek
yang akan dipasarkan dengan melihat lingkungan budaya yang melekat pada target
pasar yang akan dipilihnya.
Sumber referensi :
4. http://tha2-chan.blogspot.com/2012/11/nama-nita-widyaratna-npm-1a211526-kelas_29.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar