Dua Remaja Penemu Helm dan Pembatas Ruang Merokok Raih Emas
Oleh Siswa Kelas 1 SMP Petra, Surabaya, dan Siswa Kelas 2 SMA Negeri 3 Semarang
Disusun oleh :
Siti Alfiah
17212041
3EA24
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
2014
Pada dasarnya merokok itu
sangat berbahaya bagi kesehatan. Tetapi, masyarakat khususnya kaum remaja
banyak mengkonsumsi rokok sebagai kebutuhan pokok. Sepertinya antara rokok
dengan masyarakat tidak dapat di pisahkan, padahal mereka mengetahui
tentang bahaya merokok bagi
kesehatan. Akan tetapi mereka menganggap remeh akan
bahaya merokok.
Sekitar 40% pengguna
rokok didominasi oleh kalangan remaja, ini sungguh memprihatinkan. Generasi
muda yang kita banggakan telah tercemar oleh rokok, yang lebih banyak dampak
negatifnya dari pada manfaatnya. Padahal pada tiap bungkus rokok telah
dicantumkan peringatan tentng bahaya merokok bagi kesehatan. Merokok dapat
menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan
janin.
Sebenarnya pemerintah telah
berupaya mengatasi tentang larangan merokok namun sampai sekarang belum juga
tampak hasilnya.
Maka dari itu pelajar dari SMAN Negeri 3
Semarang berfikir untuk menghasilkan sebuah inovasi dengan menemukan
Helm dan Pembatas Ruang Merokok
Raih Emas
Dua Remaja Penemu Helm dan Pembatas Ruang Merokok Raih Emas
Kedua karya inovasi peraih emas adalah Linus Nara Pradhana, siswa kelas
1 SMP Petra, Surabaya, yang menyajikan tentang Water-coated Helmet, dan
Carbofil Application for Carbon-Oxygen Separation in Smoking Room karya
Hermawan Maulana dan Zihramna Afdi, siswa kelas 2 SMA Negeri 3 Semarang.
Anak bangsa kembali mengukir prestasi di
ajang International for Young Inventorsi di Bangkok akhir Juni lalu.
Indonesia berhasil menyabet dua medali emas karya invensi remaja Indonesia dan
dua perunggu serta dua penghargaan spesial.
Kedua karya invensi peraih emas adalah Linus
Nara Pradhana, siswa kelas 1 SMP Petra, Surabaya, yang menyajikan tentang
Water-coated Helmet, dan Carbofil Application for Carbon-Oxygen Separation in
Smoking Room karya Hermawan Maulana dan Zihramna Afdi, siswa kelas 2 SMA Negeri
3 Semarang.
“Selain memperoleh medali emas, khusus Linus
Nara Pradhana juga mendapatkan special award,” ungkap Kepala Biro Kerjasama dan
Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI, Dr. Ir. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono, MSc
di Jakarta.
Bogie menjelaskan, ada enam karya ilmiah remaja
Indonesia yang ditampilkan dalam ajang IEYI. Selain dua emas, dua karya lain
mendapatkan medali perunggu yakni Edges Shoes karya Muhammad Luqman dan Fishal
Fuad Rahman, siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta, serta Braille Glass karya Nadya
Almass Luthfiahardha Arief, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Manyar, Gresik.
Sedangkan, dua karya lainnya lagi memperoleh
penghargaan special awards. Keduanya adalah Mini Multi Commander karya Dini
Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi, siswa SMA Semesta Semarang, serta
Jaritmatika Game karya Nur Chabibur Rohim, Muhammad Asrori, dan Risang Yogardi,
siswa SMK Negeri 1 Tengaran.
Remaja yang tampil pada ajang international
tersebut merupakan pemenang dan finalis National Young Inventors Awards yang
diselenggarakan setiap tahun oleh LIPI sebagai media pembinaan kemampuan ilmiah
remaja Indonesia. Keikutsertaan mereka sepenuhnya disponsori oleh LIPI dengan
dukungan dari sekolah, guru serta orang tua yang turut mendampingi ke Bangkok.
Ajang IEYI tahun 2012 ini menampilkan 207
karya invensi para remaja dari 9 negara yang terbagi dalam 5 kategori.
Kompetisi ini sebenarnya direncanakan terselenggara pada tahun 2011 lalu, namun
karena Bangkok mengalami banjir yang sangat parah, maka penyelenggaraan ajang
tersebut diundur.
Tahun 2013, ajang IEYI akan diadakan di
Malaysia dan penyelenggaraan di Indonesia pada tahun 2014. Prestasi para remaja
yang dicapai pada ajang itu menunjukkan Indonesia memiliki stok remaja yang
berkualitas. Di antara kontingen tersebut, bahkan ada yang masih sangat belia,
masih duduk di bangku SD dan SMP.
Selain ke Bangkok, LIPI pada tahun ini telah
mengirimkan tiga kontingen ke berbagai ajang ilmiah remaja luar negeri dan
semuanya kembali dengan mendapatkan penghargaan.
“LIPI akan terus melakukan kegiatan-kegiatan
seperti ini untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan ilmiah remaja
Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan kreativitas ilmiah yang bermanfaat,”
katanya.
Kemampuan ilmiah adalah salah satu pilar
kemajuan bangsa. Dengan pembinaan yang baik, setiap remaja berprestasi
diharapkan mampu berkreasi menemukan dan membuat terobosan baru di bidangnya
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar