Nama : Siti Alfiah
NPM : 17212041
Kelas : 3EA24
PENALARAN
A. BEBERAPA
PENGERTIAN
Penalaran
adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta
yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan yang logis berdasarkan atas
evidensi yang relevan. Dengan demikian, penalaran adalah proses penafsiran
fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Data atau fakta yang dinalarkan
itu boleh benar dan boleh tidak. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran
untuk mencapai satu kesimpulan harus dalam bentuk kalimat
pernyataan.
1.
Proposisi dan Term
Proposisi
adalah kalimat yang berisi pernyataan tentanghubungan antara fakta –fakta
(subjek dan predikat). Term adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan
subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi. Namun proposisi juga dapat
diartikan sebagai kalimat pernyataan tentang hubungan antara fakta-fakta yang
dapat dinilai benar atau salah. Suatu proposisi mempunyai subjek dan predikat
yang berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat digolongkan dalam proposisi.
Hanya kalimat berita netral yang dapat disebut proposisi.
Seorang
ahli logika bangsa Swiss bernama Euler pada abad XVII menemukakan konsepnya,
empat jenis proposisi dengan lima macam posisi lingkaran (lingkaran Euler).
Keempat jenis proposisi itu yaitu:
a.
Suatu pangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat
dalam predikat.
Contoh: Semua sehat adalah semua
tidak sakit.
b.
Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perngkat
predikat.
Contoh: Semua sepeda beroda. Sebagian
binatang adalah kera.
c.
Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat.
Contoh: Tidak seorang pun manusia adalah binatang.
d.
Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat
predikat.
Contoh: Sebagian kaca tidaklah bening.
2. Jenis-jenis
Proposisi
Berdasarkan bentuknya, preposisi
dibagi atas 2, yaitu:
a. Proposisi Tunggal
Proposisi tunggal hanya mengandung satu
pertanyaan.
Contoh:
Semua mahasiswa adalah agen perubahan
b. Proposisi
Majemuk
Proposisi
majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan,
Contoh:
Semua mahasiswa adalah agen perubahan dan calon pemimpin .
Berdasarkan sifatnya,proposisi
dibagi 2, yaitu:
a. Proposisi Kategorial
Proposisi
Kategorial adalah hubungan subjek dan predikat terjadi tanpa
syarat.
Contoh: Sebagian binatang berkaki empat.
b. Proposisi
Kondisional
Proposisi Kondisional adalah
hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat yang dapat
diingat sebelum peristiwa berlangsung.
Proposisi
Kondisional dibagi 2, yaitu:
1) Proposisi Kondisional
Hipotesis,yang terdiri anteseden (syarat) dan konsekuen (akibat).
Contoh: Kalau metodenya diubah
(anteseden), maka hasilnya akan berbeda (konsekuen).
2) Preposisi kondisional
Disjungtif, yaitu suatu alternate atau pilihan.
Contoh: Kita akan melanjutkan
diskusi ini, atau bubar saja.
Berdasarkan
kualitasnya, preposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Preposisi Positif (afirmatif)
Preposisi positif (afirmatif) adalah
preposisi yang membenarkan adanyapersesuaian hubungan antara subjek dan
predikat.
Contoh: Sebagian mahasiswa tidak
melekukan KKN.
b.
Preposisi Negatif
Preposisi negatif adalah preposisi
yang menyatakan tidak ada hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh: Sebagian orang jompo
tidaklah pelupa.
Berdasarkan
kuantitasnya, proposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Proposisi Universal
Proposisi
universal adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh objek.
Contoh:
Semua dokter adalah orang pintar
Tidak seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.
b.
Proposisi Khusus
Proposisi khusus adalah
predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjek.
Contoh: Sebagian mahasiswa gemar
olahraga.
3.
Bentuk-bentuk Preposisi
Berdasarkan
dua jenis preposisi yaitu preposisi kuantitas (umum dan khusus) dan proposisi
kualitas (positif dan negatif) didapatkan empat macam proposisi, antara lain:
a.
Proposisi
Umum positif
Proposisi umum positif adalah
proposisi yang predikatnya membenarkan keseluruhan asubjek yang disebut
proposisi A.
b.
Proposisi Umum Negatif
Proposisi umum negatif adalah
proposisi yang predikatnya mengingkari keseluruhan subjek yang disebut
proposisi E.
c.
Proposisi Khusus Positif
Proposisi khusus positif adalah
proposisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek yang disebut proposisi
I.
d.
Proposisi Khusus Negatif
Proposisi khusus negatif adalah
proposisi yang predikatnya mengingkari sebagian subjek yang disebut proposisi
O.
B.
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip hukum,teori atau
keputusan lainnya yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Penalaran
deduktif bertolak dari sebuah kesimpulan yang didapat dari satu pernyataan yang
umum. Proposisi tempat menarik kesimpulan disebut premis. Penarikan kesimpulan
(konklusi) secara deduktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.
Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2.
Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung
Simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai
data. Premis pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus. Beberapa
jenis penalaran deduksi dengan penarikan kesimpulan secara tidak langsung,
antara lain:
a.
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi yang terdiri dari dua proposisi premis dan satu proposisi kesimpulan.
Premis bersifat umum disebut premis mayor dan bersifat khusus disebut premis
minor. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term
mayor. Untuk menghasilkan kesimpulan harus ada term penengah.
Contoh: Semua manusia bijaksana.
Semua polisi
adalah manusia.
Jadi, semua
polisi bijaksana.
Aturan umum silogisme kategorial, yaitu:
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu
term mayor, term minor dan term simpulan.
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu
premis mayor, premis minor, dan simpulan.
3) Dua premis yang negatif
tidak dapat menghasilkan simpulan .
4) Bila salah satu
premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari premis yang positif,
akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari dua premis yang
khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila salah satu
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8) Dari premis mayor yang khusus dan premis
minor yang negative tidak dapat ditarik satu simpulan.
b.
Silogisme Hipotesis
Silogisme
hipotesis terdiri atas mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau
premis minornya membenarkan anteseden, maka simpulannya membenarkan konsekuen
begitu juga sebaliknya.
Contoh: Jika besii dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai
c.
Silogisme Alternatif
Silogisme
alternatif terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis
minor membenarkan salah satu alternatif, maka simpulannya akan menolak
alternatif lain.
Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau professor.
Dia seorang kiai
Jadi, dia bukan seorang professor.
d.
Entimen
Entimen
adalah bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena sudah
diketahui secara umum,tetapi yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Dia menerima hadiah peertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
C.
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran
induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus
dan menghasilkan kesimpulan umum. Proses penalaran induktif dibatasi sebagai
proses penalaran untuk sampai kepada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang
bersifat umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Beberapa bentuk penalaran induktif antara lain:
1.
Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang bersifat
tertentu untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Benar atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu dapat
dilihat dengan cara:
a.
Data itu harus memadai jumlahnya
b.
Data itu harus mewakili keseluruhan
c.
Data-data yang bersifat khusus tidak dapat dijadikan data.
2.
Analogi
Analogi
adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang bersifat
sama.
Contoh: Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
Tujuan
penalaran secara analogi yaitu:
a.
Meramalkan kesamaan
b.
Menyingkapkan kekeliruan
c.
Menyusun klasifikasi.
3.
Hubungan Kausal
Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar
masalah, sebagai berikut:
a.
Sebab – Akibat
Akibat
dari satu peristiwa yang dianggap penyebab lebih dari satu.
b.
Akibat- Sebab
Akibat-
sebab mirip dengan entimen karena peristiwa sebab merupakan simpulan.
c.
Akibat- Akibat
Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
sumber : http://triezdamila.blogspot.com/p/penalaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar