Nama :Siti Alfiah
NPM : 17212041
Kelas :3EA24
PULAU UNA-UNA
Tinjauan
Berkah
dibalik sebuah bencana, kiranya itu yang terjadi pada Pulau Una Una, di
Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah.
Letusan gunung api di pulau tersebut telah menjadi sebuah berkah karena abu
vulkanik dan lavanya telah menjadikan tanah di pulau ini sangatlah subur.
Sebagai gambaran geografis, Pulau Una Una berdekatan dengan Taman Nasional Kepulauan Togean
dan berada di tengah-tengah Teluk Tomini.
Gunung
Colo yang dalam Bahasa Bugis berarti gunung korek api, keberadaannya agak
menyimpang dari rangkaian jalur gunung api di Indonesia yaitu suatu zona lemah
berupa sesar. Terletak pada 0°10' Lintang Selatan dan 121 °36.5' Bujur Timur,
gunung vulkanik ini masih terbilang aktif sejak terakhir meletus tahun 1983.
Sebelumnya, gunung ini meletus tahun 1898 hingga tahun 1900. Aktivitas vulkanik
dan letusan tersebut mengakibatkan terbentuknya sumbat lava yang sekarang
dikenal sebagai Gunung Colo.
Letusan
terakhir merupakan letusan yang terbilang dahsyat dibandingkan dengan letusan
83 tahun sebelumnya. Tepat tanggal 23 Juli 1983, gunung kecil ini meletus,
memuntahkan kepulan awan berwarna kuning setebal 5 kilometer di langit Pulau
Una Una. Bau belerang tercium hingga ke seluruh penjuru pulau. Awan panas
menghanguskan nyaris seluruh wilayah pulau dan merusak segala jenis tumbuhan di
pulau tersebut. Lava dan lahar gunung api menyapu pemukiman penduduk yang
dilaluinya. Bahkan, abu letusan gunung api mencapai beberapa daerah di
Kalimantan Timur.
Tidak
ada korban jiwa saat itu; penduduk berhasil dievakuasi dan diungsikan ke
pulau-pulau terdekat dengan menggunakan kapal motor secara bertahap. Mereka
mengungsi ke daerah-daerah sekitar pulau, seperti ke Ampana, Pulau Togean,
hingga Gorontalo. Aktivitas
gunung api yang meletus tersebut berlangsung selama 6 bulan sebelum dinyatakan
normal. Berdasarkan hasil penyelidikan terpadu dikatakan bahwa bahwa sumbat
lava Gunung Colo sudah habis dilontarkan. Terbentuk 3 (tiga) kawah gunung
dengan ukuran yang berbeda pasca letusan. Kawah tertua dan yang paling besar
berukuran sekira 2000 m; kawah kedua (kawah muda) berbentuk bulat dengan
diameter tidak lebih dari 300 m; kawah ketiga (kawah termuda) terbentuk akibat
letusan eksplosif tahun 1983 dengan diameter sekira 200 m.
Beberapa
waktu sejak meletus, gunung ini ditinggalkan tak berpenghuni. Akan tetapi,
beberapa tahun kemudian masyarakat yang dulu sempat mengungsi secara
berangsur-angsur kembali ke Pulau Una Una dan membangun kembali kehidupannya di
sana. Awalnya mereka hanya datang ke pulau ini sesekali untuk menanam tanaman
berumur panjang dan menjadikannya semacam kebun penghasil komoditi pertanian.
Seiring berjalannya waktu, beberapa penduduk kembali membangun rumah di Pulau
Una Una. Meski dinyatakan bahwa Gunung Api Colo masih aktif dan dapat meletus
kapan saja, hal ini seolah tidak menyurutkan keinginan penduduk untuk kembali
lagi ke Pulau Una Una. Suku Bugis dan Gorontalo adalah mayoritas penduduk
penghuni pulau cantik ini.
Pulau
Una Una yang subur dan permai ini memang akibat dari letusan Gunung Colo itu
sendiri. Pulau ini kini menjadi penghasil kopra utama bagi Sulawesi Tengah dan
juga penghasil cengkeh. Keunikan lain yang diakibatkan oleh dampak letusan
adalah pasir di sepanjang pesisir pantai Pulau Una Una ada yang berwarna hitam
tercampur lava vulkanik. Hal ini terlihat mencolok sekali jika mengingat bahwa
sebagian besar pantai di pulau-pulau lain di sekitarnya adalah pasir putih.
Sejak
meletusnya Gunung Colo, kabarnya jumlah populasi rusa meningkat pesat. Penduduk
Pulau Una Una bahkan beternak rusa dan mengkonsumsi daging rusa untuk kebutuhan
sandang pangan sehari-hari. Kemungkinan penyebab fenomena meningkatnya populasi
rusa ini adalah karena letusan gunung terakhir membunuh banyak predator rusa.
Pulau
Una Una juga kaya dengan keanekaragaman hayati bawah laut, seperti ikan, udang,
kepiting, serta teripang. Selain itu, pulau yang juga disebut Pulau Ringgit ini
memiliki potensi wisata bahari yang memesona. Terdapat beberapa titik
penyelaman yang cantik yang juga berdekatan dengan Pulau Kadidiri, objek wisata utama di kawasan
Kepulauan Togean. Lokasi penyelaman yang terkenal adalah Jack's Point, Menara,
Fishomania (The Pinnacle), Kololio, dan Tanjung Apollo. Pada musim-musim
tertentu, perairan sekitar pulau ini akan menjadi jalur lintas bagi ribuan
barakuda yang berenang di antara warna-warni terumbu karang.
Untuk
mengunjungi Pulau Una Una, Anda dapat menggunakan alat transportasi laut atau speedboat
melalui Gorontalo, Pulau Kadidiri, atau Pulau Batudaka. Di Pulau Batudaka,
terdapat stasiun vulkanologi yang berfungsi sebagai pusat pengamatan Gunungi
Colo. Mendaki Gunung Colo dapat menjadi tantangan sendiri bagi Anda yang
gemar dengan pendakian. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa gunung api ini
memiliki jurang-jurang yang terjal sehingga menuntut kehati-hatian saat mendaki
tebingnya. Di beberapa bagian, tumbuh subur pakis yang akan menghalangi
pandangan akan ke arah jurang.
Sumber :
http://indonesia.travel/id/destination/321/taman-nasional-kepulauan-togean/article/161/pulau-una-una-menjelajah-keindahan-alam-nan-subur-di-teluk-tomini